Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Poktan Sido Muncul Wujudkan Pertanian Berkelanjutan dengan Pupuk SIPKA

Foto: tim

SUARASATUNEWS.ID, Lumajang - Dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan mendorong kemandirian petani, Babinsa Lampeni Koramil 0821-10/Tempeh, Serda Heru Cokro SB, melaksanakan pendampingan pembuatan pupuk SIPKA (Solusi Irit Pupuk Kimia) bersama Kelompok Tani (Poktan) Sido Muncul di Dusun Krajan RT 012 RW 003, Desa Lampeni, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (10/8/2025).

Kegiatan tersebut diikuti oleh 7 anggota Poktan Sido Muncul, dengan Ketua Kelompok Tani, Suwanto, serta didampingi PPL. Pupuk SIPKA yang dibuat mengkombinasikan bahan organik dengan pupuk kimia secara seimbang, sehingga dapat mengurangi biaya produksi sekaligus menjaga kesuburan tanah.

Saat dikonfirmasi Serda Heru Cokro SB menyampaikan bahwa pendampingan ini merupakan bagian dari peran Babinsa dalam mendukung program Hanpangan (Ketahanan Pangan) di wilayah binaan.

“Melalui pembuatan pupuk SIPKA, petani dapat menghemat penggunaan pupuk kimia tanpa mengurangi hasil panen. Selain itu, tanah menjadi lebih sehat dan ramah lingkungan. Kami siap mendampingi para petani dalam setiap prosesnya,” ungkapnya.

Ketua Poktan Sido Muncul, Suwanto, mengapresiasi kehadiran Babinsa dan PPL yang terus memberikan bimbingan kepada petani.

“Kami merasa terbantu, baik dari segi pengetahuan maupun semangat kerja. Dengan adanya pupuk SIPKA, kami berharap hasil panen meningkat dan biaya operasional berkurang,” ujarnya.

Sementara itu, Penyuluh Pertanian, Rike Tri Suryani, S.P., menjelaskan bahwa pupuk SIPKA merupakan inovasi yang menggabungkan efisiensi penggunaan pupuk kimia dengan manfaat pupuk organik.

“Selain menekan biaya, metode ini juga membantu menjaga kelestarian tanah dan lingkungan. Kami mendorong semua anggota Poktan untuk rutin membuat dan menggunakan pupuk ini,” terangnya.

Kegiatan pembuatan pupuk berlangsung dengan penuh semangat. Para anggota kelompok tani bekerja sama menimbang bahan, mencampur kompos, pupuk kandang, serta pupuk kimia sesuai takaran, kemudian memfermentasikannya hingga siap pakai.

Dengan adanya metode yang digunakan, diharapkan para petani di Desa Lampeni dapat lebih mandiri dalam penyediaan pupuk, mengurangi ketergantungan pada pupuk pabrikan, serta mendukung tercapainya pertanian yang berkelanjutan. (Alf/tim)